Perlu diketahui, anak cerdas tidak sama dengan anak berbakat (gifted). Biasanya anak gifted bisa dikategorikan sebagai anak cerdas, tetapi anak yang cerdas belum tentu memiliki ciri-ciri anak gifted. Dari salah satu teori perkembangan, klasifikasi kecerdasan umum IQ terbagi menjadi beberapa kategori, Yaitu:
- Superior, berada pada taraf IQ 120 - 129
- Very superior, anak berbakat memiliki IQ > 130
Meski kemampuan berfikir jauh di atas rata-rata, stabilitas emosi anak supercerdas sama saja dengan teman-teman seusianya.
Saat ini, anak-anak dengan IQ Superior/cerdas jumlahnya sangat banyak karena semakin luasnya kesempatan anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dan juga banyaknya stimulasi yang diberikan orang tua maupun peran dari sekolah.
Peran orangtua:
- Memberikan rangsangan belajar yang maksimal kepada anak.
- Memberikan kesempatan melakukan eksplorasi seluas-luasnya terhada lingkungannya.
- Mengamati minat anak sejak kecil dan arahkan minatnya itu dalam berbagai aktivitas yang bermanfaat.
- Mengenalkan anak pada berbagai kegiatan yang menantang.
- Memberikan bahan bacaan yang menarik dengan berbagai tema.
- Melatih anak bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang.
- Tidak membatasi kreativitas anak dengan kritikan negatif.
- Mencarikan sekolah yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.
Peran Sekolah :
- Memberikan materi belajar yang menantang dengan derajat kesulitan yang bertingkat.
- Mengenali temperamen anak supercerdas, sehingga bisa melakukan pendekatan sesuai dengan pribadi anak.
- Selalu aktif terlibat dan memberikan perhatian yang cukup kepada anak; membantu anak menetukan target belajar yang akan ia raih.
- Tidak memaksa anak untuk selalu berada pada top rank di kelasnya.
- Berikan personal touch untuk menggali kebutuhan anak.
Intinya, setiap anak memiliki potensi kecerdasan sekaligus hak untuk mendapatkan pelayanan prima dalam mendapatkan pendidikan sehingga seluruh potensi kemanusiaan dan kepribadiannya bertumbuh secara integral.
